Senin, 19 Mei 2014

Tentang Ibu

Tentang Ibu

Nama ku Muhammad Fahrizan, hampir setiap hari aku berada di kampus, pekerjaanku hanya kuliah, kuliah, dan kuliah. Kegiatanku belakangann ini sangatlah padat, maklum saja sebagai seorang mahasiswa yang hyperaktif aku lebih sering meluangkan waktu dengan teman temanku atau yang lebih menyenangkan yaitu godain mahasiswi di kampus, sampai sampai untuk menemani Ibu saja aku sudah sangatlah jarang. Sudah 6 bulan belakangan ini Ibu hanya bisa terbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda karena telah divonis oleh dokter bahwa Ibu ku terkena Stroke.

Ayah? Ya aku masih memiliki seorang Ayah, namun ayahku bekerja di luar negeri, ayahku selalu datang setiap sebulan sekali untuk menegok keadaan kami, dan tiap ayah sedang berada di luar hanya akulah yang menemani Ibu. Aku merasa sangat berdosa karena beberapa kali Ibu memberikan kode untuk aku agar aku  menemaninya di rumah tapi aku malah lebih sering menemani teman temanku nongkrong.

Alarm di Hp ku berbunyi menandakan bahwa 3 hari lagi menuju hari Ibu, aku sangat sayang Ibu jadi aku selalu mengkosongkan jadwalku pada hari Ibu. Sekarang Ibu benar benar tidak berdaya jangankan untuk berkeliling jakarta dengan ku, hanya untuk membalas pembicaraanku saja sangat sulit. Aku tidak tau harus bagaimana pada hari Ibu nanti, mungkin aku hanya menemani Ibu seharian di tempat tidurnya, tapi bukan itu yang aku inginkan, yang aku inginkan adalah bersenang senang dengan Ibu.

3 hari kemudian.

Pagi ini cukup cerah, aku datang menghampiri Ibu yang terbaring di tempat tidurnya, ternyata Ibu sudah bangun dan menatap wajahku, aku tersenyum dan langsung memeluknya. Aku bercerita panjang lebar tentang pengalamanku di kampus saat bermain dengan teman teman dan saat godain mahasiswi dikampus dan aku pun tertawa sendiri, meski Ibu tidak bisa membalas tawaku dan tatapannya tetaplah kosong, tapi aku sadar bahwa ketidakmampuan Ibu berbicara bukanlah suatu hal yang patut aku eluh-eluhkan. Dia diam bukan berarti tidak tahu apa-apa tetapi dia mendengarkanku, merasakan kehadiranku, dan ku harap dia tetap mencintaiku, walau aku jarang berada disisinya.

Aku mengajak Ibu keliling taman menggunakan kursi rodanya, aku membeli tiup gelembung dan meniupnya sembari aku kegirangan sendiri, walau Ibu tidak merespon apa-apa tetapi aku merasa sangat senang. Mungkin terlihat sedikit gila, karena remaja seusiaku mau bermain tiup gelembung dan kegirangan sendiri di tengah taman yang banyak di datangi orang, tetapi percayalah bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan, yang pasti lebih menyenangkan dari sekedar godain mahasiswi cantik di kampus.

Aku tau, pada waktu aku kecil Ibu yang meniup gelembung dan Ibu juga yang kegirangan di tengah taman seperti ini. Aku percaya bahwa saat ini dalam hati ibu berkata “Ibu sayang sama kamu nak”. Sepulang dari taman kami berdua menonton film tentang Islam, ini adalah film kesukaan Ibu, walau aku tidak terlalu menyukainya tetapi aku tau Ibu sangat rindu dengan film religi seperti ini.

Aku tau waktu aku kecil aku senang menonton film kartun dan ibu tetap mau menonton film itu walau Ibu tidak menyukainya. Saat-saat seperti inilah aku harus memberi kasih sayang dan cinta kepada sosok wanita terhebat dan teramat berarti di hidupku.

Malam harinya aku mengantar Ibu ke tempat tidurnya dan tidur semalaman bersama Ibu. Hari ini kau benar-benar menikmati setiap detik bersama Ibu, semuanya sangat menyenangkan dan mengembirakan. Aku yang selalu mencari kesenangan dengan nonkrong berjam-jam dengan teman-teman atau menggodai mahasiswi cantik di kampus ternyata mendapat kebahagiaan yang lebih ketika menghabiskan waktu bersama seorang Ibu yang sangat ku cintai.

Menurutku untuk sayang kepada Ibu tidaklah hanya pada hari Ibu, tetapi setiap tanggal 1 sampai 30 dan bulan januari sampai desember adalah hari untuk Ibu.

Tamat...

*FIKSI*






Selasa, 11 Juni 2013

Puisi Puisi cinta

Dari mana punai melayang,
 Dari paya turun ke padi;
 Dari mana datangnya sayang,
 Dari mata turun ke hati.
==================================
 Pucuk pauh delima batu,
 Anak sembilang di tapak tangan;
 Tuan jauh di negeri satu,
 Hilang di mata di hati jangan.
 ==================================
 Kalau tuan jalan ke hulu,
 Carikan saya bunga kemboja;
 Kalau tuan mati dahulu,
 Nantikan saya di pintu syurga.
 =========================

 Halia ini tanam-tanaman,
 Ke barat juga akan condongnya;
 Dunia ini pinjam-pinjaman,
 Akhirat juga akan sungguhnya.
 ==========================
 Malam ini merendang jagung,
 Malam esok merendang serai;
 Malam ini kita berkampung,
 Malam esok kita bercerai.
 ========================
 jalan-jalan ke kota paris
 banyak rumah berbaris-baris
 biar mati diujung keris
 asal dapat dinda yang manis…
==================================
 ke cimanggis membeli kopiah
 kopiah indah kan kau dapati
 begitu banyak gadis yang singgah
 hanya dinda yang memikat hati
==================================
 jika aku seorang pemburu
 anak rusa kan kudapati
 jika dinda merasa cemburu
 tanda cinta masih sejati
==================================
 darimana datangnya sawah
 dari sawah turun ke kali
 darimana datangnya cinta
 dari mata turun ke hati

 ============================
 Bau-bau jembatan tujuh,,
 tempat memungut sebuah lolah,,
 kalau adinda udah setujuh,,
 tunggulah saya tamat sekolah,,
 Pisang nangka buat kolak
 Jambu biji diblendrin
 Kalo nona tetep galak,
 Lebaran depan ga dimaapin
==================================
 menaiki kereta merknya honda
 pergi selayang kerumah hanapi
 bila cinta mekar di dada
 siang terkenang malam termimpi
==================================
 anak unta siapa yg punya
 menangis iba kehilangan ibu
 bila cinta sudah menyapa
 rindu mulai membara dikalbu
==================================
 mulanya duka kini menjadi lara
 teman tiada hanyalah sendu
 bila rindu mulai membara
 itulah tanda cinta berpadu
==================================
 hati berdetik dalam cahaya,
 seperti belati menikam dada
 Cinta abadi kekal selamanya
 Musim berganti tapi wajah takkan lupa
==================================
 cinta datang tak berwaktu
 perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
 semua hadir tanpa permisi
 untuk mencoba mengisi hati
==================================
 hati-hati minum digelas
 kalau terlepas pecahlah nanti
 cinta hati selalunya ikhlas
 cinta buta yang makan hati
==================================
 cinta tak memandang bulu
 cinta juga tak mengenal waktu
 rasakan cinta dihatimu
 betapa indah mengikis kalbu
==================================
 bila terluka berkata begitu
 hingga terlupa cinta yang suci
 cinta manusia memanglah begitu
 cinta padaNYA cinta yang sejati
==================================
 terluka hati karna kata udah biasa
 namun terluka karna usia sungguh asa
 bila kata dianggap tak bermakna
 tapi usia adalah segalanya
==================================
 Untuk menjadi seorang perwira
 Harus bertapa di dalam gua
 Kalau cinta kukuh di jiwa
 Biar melayang kembali jua
==================================
 papua tanah impian jiwa
 kubermimpi melayang terbang kesana
 teman sehati selalu bersua
 karena tak bisa terpisahkan begitu saja
==================================
 panah cinta tlah menancap…
 kedua hati pun menyatu…
 asmara semakin mendekap…
 cinta takkan berlalu…
==================================
 anak ayam turun ke kali
 bermain air riang gembira
 betapa senangnya bisa ngejunk lagi
 memburu kata mengejar tawa
==================================
 minum arak pahit rasanya…
 tidak cocok untuk anak kuliah…
 apalah daya sudah usaha…
 belum apa-apa sudah binasah…
==================================
 sunggulah indah si burung pipit
 terbang yang tenang si burung dara
 bila ku tahu bercinta sakit
 takkan ku mulai dari semula
==================================
 orang palembang menanam padi
 negeri malaka negeri seberang
 putus cinta jangan bersedih
 dunia ini masih panjang
==================================
 burung kakatua
 hinggap dijendela
 siapa yang jatuh cinta
 pasti cemburu buta
==================================
 Burung kakak tua udah tak berdaya
 Burung adik muda terbang ke angkasa
 Makasi kakek telah berjuang bela negara
 Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA
==================================
 kucing kurus mandi dipapan
 papan nya sikayu jati
 aku kurus bukan karena kurang makan
 tetapi mikirin sijantung hati
==================================
 disana gunung disini gunung
 ditengah tengah gunung berapi
 kesana bingung kesini bingung
 itulah namanya jatuh hati
==================================

Novel Asal!


VORWORT
Sejujurnya waktu untuk gua mencari kata yang tepat untuk kata pengantar ini tidak terlalu lama, sekitar 1,5 hari waktu yang gua butuhkan untuk mendapatkan kata yang modern dan simpel. Mungkin untuk guru bahasa asing atau lebih tepatnya guru bahasa jerman, kata Vorwort itu tidak asing lagi. Kata ini gua dapatkan ketika gua lagi kesulitan mengerjakan tugas bahasa jerman, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini yaitu menggunakan internet gua berhasil mendapatkan kata Vorwort.
Dengan rasa kesadaran yang tinggi bahwa gua duduk bersampingan dengan seorang teman yang baik dan asik, gue sadar bahwa tingkat kecerdasan dan kepintaran gua akan turun drastis. Untuk menulis cerita ini gua harus mengingat beberapa kisah yang telah terjadi dan itu akan sulit dilakukan oleh seorang penulis yang tingkat kecerdasannya turun drastis ketika bersama teman-temannya. Tetapi alhamdulillah berkat keteguhan hati dan semangat yang membara serta jasa para pahlawan yang telah melawan penjajah untuk mengamankan tanah air, tulisan ini dapat rangkum sesuai dengan rencana, walaupun masih banyak kata yang tidak jelas arti dan maknanya. Namun sebagai penulis gua akan memberikan yang terbaik untuk para pembaca. Mohon di maafkan jika ada kesamaan nama dan kisah dalam buku ini, ini adalah kisah semi nyata, ada yang nyata dan ada juga fiktifnya.
Jika ada yang tersinggung dengan kisah dalam buku ini jangan salah paham, ini adalah wujud bukti perasaan seekor kambing yang tidak tahu cara mengungkapkan kepada seekor burung merpati lewat tulisan. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang telah mendukung dan telah memberikan modal berupa materi dan ide-ide yang konyol di buku ini. Dan terima kasih untuk orang tua yang telah menyediakan seperangkat komputer dan internet, guna menunjang gua dalam menyelesaikan tulisan ini.


Sekian VORWORT ini, kurang lebihnya mohon maaf dan selamat membaca.

                                       Januari,2012


  M.Kurniasyam.R









Kapitel 1
Les Inggris
Tahun 2011, tepatnya bulan september, Muhammad Fahrizan yang biasanya di panggil Rizan akan mengikuti tes masuk Binus Univercity yang akan diselanggarakan pada tanggal 1 oktober 2011. Saat itu Rizan lagi berdebat dengan orang tua tentang tes TOEFL yang isinya semua bahasa inggris, Rizan dengan penuh rasa percaya diri menolak untuk mengikuti les bahasa inggris, namun orang tua Rizan yang tidak percaya dengan kemampuan Rizan dan tetap mendatangkan guru les privat, karena Rizan selalu mengeluh akan bahasa inggris yang sangat sulit baginya.
“Assalamualaikum”
(Seorang guru bahasa inggris datang kerumah).
“Walaikumsalam, silahkan miss langsung ke ruang belajar Rizan aja.” Jawab Ibu Rizan.
Rizan yang sedang pura pura belajar di ruang belajar berkata dalam hati.
“Waduh mampus gua, bisa-bisa gua di mutilasi nih sama guru bahasa inggris.”
Rizan yang saat itu ketakutan karena akan belajar bahasa inggris tiba-tiba kaget dan seakan tidak percaya, karena guru bahasa inggris yang di bayangkannya seram dan galak ternyata cantik dan sangat baik.
“Hai, kamu yang namanya Rizan yah?”
Tanya guru bahasa inggris itu.
Rizan dengan tampang terkagum dan cengo menjawab.
“iy..iy..iya miss, nama miss siapa ya?”
“panggil saya miss Weyli saja, Rizan kamu emang separah apa sih bahasa inggrisnya?”
Rizan yang tadinya terkagum dan cengo, tiba-tiba tampangnya berubah menjadi malu dan bingung seraya berkata dalam hati.
“waduh, kalo gua kasih tau yang sebenernya bisa bisa gua malu ampe ubun-ubun nih, tapi kalo kaga jujur nanti gua yang jadi babak belur di hajar ama soal-soal TOEFL, mending gua jujur aja dah.”
“Hmm, sebenerrnyaaa....”
Sebelum Rizan menjawab, miss Weyli langsung berkata.
“iyaa iyaaa, kamu ga usah jawab miss udah tau ko”
“ko miss udah tau sih?”
“iyalah, kan miss punya indra ke-9”
“buseeeet! indra ke-6 aja udah manteb, ini indra ke-9”
“yaudah, ayo kita mulai belajar!”
Setelah belajar, Rizan dan Ibunya pun saling berbincang dengan asik dengan suasana yang hangat.
Rizan dengan senang dan bahagia berkata.
“Mah, ternyata belajar bahasa inggris itu enak banget yaa, kaga terlalu membosankan.”
“iya lah, kan guru nya aja cantik begitu, iya kan?”
“hahaha, iya juga si bener, makasih ya maahhh.”














Kapitel 2
Cinta datang menghampiri

Keesokan harinya Rizan masuk sekolah dan menceritakan tentang les privatnya bersama guru yang cantik dan baik kepada teman-temannya. Di kelas Rizan berteman baik dengan Sidik, Dido, Aflah, Adit, Jipau, Baim, dan Adrian. Sidik yang biasanya di panggil Codet karena di wajahnya terdapat luka semasa dia masih kecil, Dido di panggil kiting karena rambutnya yang meliuk-liuk bagaikan indomie, Adit di panggil mancung karena ukuran hidungnya melebihi ukuran normal orang Indonesia, Aflah di panggil Keplak karena dia seorang anak yang badung dan seorang suporter sepak bola sejati, Jipau di panggil pacil karena ukuran kepalanya yang terlalu kecil untuk orang yang berumur 18 tahun, sedangkan Baim dan Adrian hanya di panggil dengan nama biasa.
Rizan menghampiri teman-temannya yang sedang ngumpul di belakang kelas dan berteriak. `
“Weeyy! Kawan kawan, lu tau kaga?”
Codet yang sering sekali bercanda dengan Rizan tiba-tiba nyeletuk.
“Apaan zan? Lu ngapa seneng banget?, biasanya tampang lu kan selalu diratapi dengan kesedihan, wahahaha.”
“Sialan lu!, lu mau gue kasih minum TOLUEN ?”
“Wah sialan, TOLUEN kan bahan peledak bakal bikin BOM, entar kalo gua meledak siapa dong yang di puja-puja ama anak cewek?”
Tiba-tiba Kiting menjawab perkataan Codet.
“tenang aja det, nanti kalo lu meledak gua ama anak cewek yang laen langsung bikin acara syukuran di rumah lu.. okee. Wakakaka”
  “Hayolah kawan gua mau cerita ni, kapan lagi lu dengerin seorang pengusaha sukses bicara?” Rizan berkata.
Pacil menjawab dengan sepenuh hati dan tampang yang kurang ngajar.
“iya, kan perusahaannya Rizan mah perusahaan Belek terbesar di Indonesia begeee. Hahaha”
“Sialan, untung gua lagi seneng, kalo kaga gua bikin jadi burung bango yang di kecap lu pada.”
Baim dengan baik berkata.
“Yaudah, cepetan lu ngomong zan, waktu gua kaga banyak buat dengerin lu ngomong ni.”
“iya iya, bawel lu pada. Jadi gini, kemaren kan gua les privat bahasa inggris bakal nanti tes di Binus, dan ternyata....”
“Ternyata gurunya gede item tinggi kurus putih jelek ya? hahaha” Ujar Keplak.
“Bukan!!!, ternyata gurunya cantik dan sangat menggoda iman coyy. Wahahaha” Rizan berkata.
“Buseehh.. zan lu kapan lagi les privat sama dia?” Tanya Mancung.
“Sekarang mah setiap hari gua les ama dia cung, kan gua mau tesnya bentar lagi.”
“Waaahh, menang banyak lu zann..”
“Hahahaha, iya doong cuung.”
Selagi asik ngobrol, tiba-tiba datang guru bahasa inggris yang bernama Ibu Vera. Guru itu sangat mengetahui bahwa Rizan adalah anak yang membeci pelajaran dia, maka Rizan pun di suruh maju kedepan untuk menceritakan isi buku LKS.
“RIZAN! Maju ke depan!”
“iyaa bu, saya siaap bu guruu.” Jawab Rizan.
Walaupun jawaban Rizan sangat meyakinkan, tetapi dia tetap merasa ketakutan bila disuruh maju. Ada pun teman-temannya berkata.
“Ayo Rizan, buktiin kalo lu udah belajar ama guru yang menggoda iman. Hahaha”
“iyaaaa cooy, hahaha.” Jawab Rizan.
Setelah sampai di depan ternyata Rizan tidak dapat menjelaskan isi yang terdapat dalam LKS tersebut.
“yahh, Rizan masa lu udah les ama guru paling cakep se-regensi masih kaga bisa juga sih, payah nii.” Teriakan teman-teman rizan.
“Namanya juga mausia coy, pasti tempatnya lupa lah.” Jawab Rizan.
Akhirnya Ibu guru memanggil seorang perempuan yang bernama Diana, yang lumayan pintar dalam bahasa inggris.
“Diana, coba kamu ajarin Rizan di depan kelas.”
Diana adalah seorang wanita di kelas yang paling cantik dan pinter (menurut Rizan), dan Rizan awalnya hanya suka dalam hal teman dengan Diana.
Diana menjawab perkataan Ibu guru.
“Iya bu, saya bisa kok ngajarin Rizan.”
“waduh bu, Rizan mah jadi kesenengan tuh bu kalo Diana yang di suruh maju, hahaha” teriakan teman teman.
“udah, gapapa biar Rizan bisa pinter.”
Saat di ajarkan oleh Diana, Rizan tidak mendengarkan apapun, pandangannya hanya tertuju oleh wajah Diana yang begitu cantik dan penuh dengan kelembutan, namun tiba-tiba.
“Rizan, kamu udah ngerti belum?” tanya Diana.
“Hmm, sekarang gua ngerti, ternyata anak-anak bener kalo lu tuh cewek paling cantik di kelas.” Jawab Rizan tanpa sadar diri.
“Rizan! Kamu ngomong apaan sih?”
Rizan yang kaget dan kebingungan, berkata dengan tampang tablonya.
“Ehh, maksud gua mah iya gua udah ngerti kok, hehehe”
Sejak saat itu Rizan yang awalnya hanya suka kepada Diana sebagai teman menjadi suka dalam hal yang lebih. Pada saat anak-anak istirahat dan bermain karambol, Rizan yang sedang Galau dalam menghadapi perasaannya itu berteriak di dalam kelas.
“Tidakk! gua harus butuh P3K ni!!!”
“Emang lu sakit apaan zan?” jawab keplak.
“Wah, kalo lu sakit bagus zan, nanti gua anterin pulang dah, oke yaa?” Ujar kiting.
“Gua lagi sakit galau ni, makanya gua butuh P3K (Pertolongan Pertama Pada Kegalauan).” Jawab Rizan untuk teman-temannya.
“Owhh, emangnyah eluh galau sama siapah zan?” tanya Kiting.
“Nanti kalo lagi les PG gua ceritain ting.”
“Okeh-okeh deh zan.” Jawab kiting.
Tiba waktunya untuk les PG, Rizan yang masuk les untuk formalitas kepada orang tuanya hanya membawa diri dan sebuah tas kosong. Dia hanya berniat les untuk menceritakan tentang isi hatinya kepada kiting, agar mendapatkan saran dari kiting.
Setelah sampai di PG Rizan langsung mencari kiting untuk mencaritakan tentang perasaannya. Bertemunya dengan Kiting Rizan langsung bercerita kepada Kiting.
“Woy ting, kayanya gua punya perasaan lebih kepada Diana ni, soalnya tadi pas maju kedepan, gua merasa seneng banget pas Diana yang bantuin gua, rasanya kaya terbang ke langit ke tujuh dan menyentuh bintang-bintang dalam gugusan bintang di angkasa jagad raya kita hahahaha” Seru Rizan.
“oh begitu... terus eluh pas mendarat udah mastiin belom kalo nggak nginjek eek kucing? Atau semacamnya lah, guah rasa perasaan eluh ke doi udah membabi buta Zan” Jawab Kiting.
“Buseeeh! Beloonan lah kalo membabi buta mah, mungkin gua baru penasaran aja ama si Diana itu.”
“mending eluh pastiin ajah dulu perasaan eluh itu yang sebenarnya kaya gimana? Sekarang eluh coba SMS dia ajah dulu.”
“Oke, dah gua coba SMS dah.”
Rizan pun mencoba SMS Diana. Dia sangat-sangat dan sangatnya lagi, lagi dan lagi berharap agar SMS nya dibalas oleh Diana.
“Woy Diana!” Tulis Rizan dalam SMS nya.
“Hettt! Apaan Zan???” Balas Diana.
“Lu lagi ngapain?”
“Lagi belajar nih, jadi maaf yah Zan jangan SMS gua dulu hehehe”
“-_______-“
“Giliran gua lagi butuh terus gua SMS malah nggak ditanggepin, giliran dia yang butuh gua selalu berusaha supaya bikin dia seneng...OMG!!!” Perkataan Rizan dalam hati.
Rizan yang kecewa akan sikap Diana kepadanya langsung menyanyikan lagu Dirly yang berjudul Sampai Ke Ujung Dunia.
“Selama kamu belum jadi milikku yang utuh, aku akan selalu menunggu mu. Selama bumi masih terus berputar, aku akan selalu menunggu mu.”
Sebuah nyanyian dari Dirly Idol, selalu menemani Rizan di tempat les jika sedang Galau.
Keesokan harinya, Rizan yang datang pagi-pagi hanya untuk ngobrol berdua dengan Diana agar tidak ada yang mengganggunya. Rizan melihat Diana di depan kelas sedang duduk sendirian, Rizan pun segera menghampiri Diana. Rizan dengan semangat dan wajah penuh ketegangan datang menghampiri Diana.
“Hai, Apa kabar?” tanya Rizan
“Baik Zan, lu?” Jawab Diana
“Baik juga kok, lu ngapa hari ini agak berbeda dah?
“Beda dari mana si?”
“Lu tambah cakep aja makin hari. Hehehe”
“Apaan si Zan, omongan lu ngablu betul”
“Lu kok jadi marah si, salah lu sendiri punya wajah yang teramat manis, jadi jangan salahin gua dong.” Jawab Rizan dengan wajah sedikit terenyum.
Tanpa menjawab perkataan Rizan, Diana pun pergi  masuk ke dalam kelas dengan wajah cemberut. Rizan yang kebingungan berkata dalam hati.
“Apa ya salah gua, padahal gua cuma bilang kalo dia manis ama cantik doang, apa kesalahan ada pada wajah gua yaa? Tapi kalo dari wajah kayanya kaga mungkin dah, secara gua ngerasa cowok tertampan se JABODETABEK.”
Hal itu di pikirkan oleh Rizan selama seharian di sekolah, dan membuat pikiran Rizan menjadi acak kadut sejak saat itu.
Setelah pulang sekolah Rizan mendapatkan SMS dari Kiting.
“Woy Zan, gi mana tadi? Berhasil ga ngobrol ama Diana?”
Rizan yang sedang galau membalas.
“Nomor yang anda tuju sedang Galau, silahkan SMS 3 bulan lagi.”
SMS itu di jawab oleh Kiting.
“Wah, temen gua lagi Galau beneran nih, semangat Rizan!”
“-____- ya” jawab Rizan.


















Kapitel 3
Tes Binus Univercity

Akhirnya tiba waktu untuk mengikuti tes untuk masuk Binus, hari itu Rizan masih terpikirkan kejadian sewaktu ngobrol bersama Diana, karena hal itu Rizan menjadi bingung karena takut pada saat mengerjakan soal akan tidak konsen. Setelah masuk keruangan tes, Rizan melihat seluruh peserta dan bingung dengan apa yang dilihatnya karena semuanya bagaikan tidak mempunyai mata saking sipitnya. Rizan yang tadinya stress dengan perasaannya sekarang menjadi suka ketawa sendiri karena melihat peserta yang lain yang wajahnya bagaikan Profesor yang tidak kesampaian.
Saat sedang mengerjakan soal, Rizan mengajak ngobrol salah satu peserta yang sedang sibuk mengerjakan.
“Wey, lu ngapa serius amat sih? Santai dikit apa ngerjainnya.”
“Diem lu! Gua lagi sibuk!” Jawab teman pesertanya.
Rizan yang kaget dengan jawaban teman pesertanya itu, berkata dalam hati.
“Dasar orang kaga bisa melek, gua bikin jadi sate padang lu.”
Rizan yang kebingungan dengan soal-soal bahasa inggris, mencoba melirik ke kanan dan kiri, tetapi selalu di tutupi oleh pesertanya. Akhirnya Rizan pun nekat berkata kepada teman pesertanya itu.
“Gua liat dong, gua kaga ngarti nih, bantuin yak.”
Peserta itu bukannya menjawab, tetapi hanya menatap mata Rizan dengan tajam, Rizan yang kebingungan itu bukannya menjadi takut tetapi menjadi ketawa terbahak-bahak, sampai batuk-batuk. Rizan berkata kepada Peserta itu.
“Woy, lu kaga ikut pembagian mata ya pas lagi di bagiin ama Tuhan? Hahaha.”
Tiba-tiba teman peserta yang mau di contekin sama Rizan itu menjawab dengan bahasa inggris yang membuat Rizan bingung sehingga Rizan mengabaikan pertanyaannya. Akhirnya saat yang ditunggu oleh Rizan pun datang, seorang yang duduk di depan Rizan membuat sebuah celah sehingga Rizan dapat melihat jawabannya, tanpa menyia-nyiakan kesempata itu Rizan langsung menyalin semua jawaban. Setelah Rizan selesai menyalin semua jawabannya, Rizan pun berkata kepada peserta yang tadinya tidak mau memberikan jawabannya.
“Woy, lu mau kaga ni jawaban gua, nih gua udahan kok, ternyata soalnya gampang banget nih. Hahaha” ujar Rizan.
“Lu ngasal ya?” tanya peserta itu.
“Enak aja lu! Gua beneran mikir nih, lu samain aja ama jawaban yang udah pasti bener!”
“Coba gua samain.”
Ternyata jawaban Rizan rata-rata betul, dan peserta yang awalnya sombong dan tidak mau memberikan contekan kepada Rizan, sekarang malah menyontek kepada Rizan. Rizan pun dengan rasa sombong dan belagu berkata.
“Gimana? Pinter ga gua?”
“Iya, lu pintar banget dah.” Jawab peserta itu.
“Makanya, jangan terlalu pelit kalo ada teman yang mau nyontek.”
“Oke oke dah, ni makasih yaa??”
“Siip dah.”
Setelah pulang dari tes di Binus, Rizan yang telah menjadi orang yang pintar menurut teman yang di berikannya contekan, di kenalkan oleh beberapa anak cewek yang wajahnya cina-cina dan sipit sipit.
“Hey teman teman, ini nih teman yang seruangan ama gua, dia ini nih calon mahasiswa Binus yang dapet Beasiswa. Hahaha” perkataan peserta itu.
“Ahh, bisa aja lu, tapi ngomong-ngomong nama lu siapa?” jawab Rizan.
“Nama gua Arief, lu siapa?”
“Gua Rizan, gua mau balik duluan yak.”
“Owh, yaudah sampai nanti Rizan.”
Setelah berpisah dari temannya itu Rizan yang berjalan mencari angkot berkata dalam hati.
“Padahal gua Cuma nyalin jawaban orang laen trus gua kasih ke dia, malah gua bener-bener di puji ama dia, tapi gapapa lah namanya juga rejeki di puja ama orang. Hahahah”
Saat sudah berada di dalam angkot, Rizan kembali teringat dengan Diana. Rizan memikirkan bahwa jika mendapat di terima di Binus bahkan bila dapat beasiswa pasti Diana akan sangat kagum olehnya.
Hari pengumuman Binus pun tiba, saat itu Rizan telah diterima di Binus Univerciti tetapi tidak mendapatkan beasiswa. Dengan senang dan bahagia Rizan pun langsung SMS Diana untuk memberitahukan bahwa dia diterima di Binus.
“Hei Diana, gua diterima di Binus nih. Walaupun gua ga dapet beasiswa tetapi kan yang penting diterima. Hahaha” SMS Rizan.
“Owh, payah nih masa ga dapet beasiswa?” jawaban Diana.
“Yah, kan saingannya juga susah tau.”
“Iya iya dah Zan.” Balasan Diana.
Rizan yang kesal karena bukan mendapatkan sebuah ucapan selamat tetapi jawaban payah dari Diana karena tidak dapat beasiswa hanya bisa termenung dan Galau. Rizan pun segera menemui Kiting untuk berkonsultasi tentang perasaannya.
“Woy ting, gua kan keterima di Binus tapi Diana bukannya ngasih selamat malah ngatain gua payah gara-gara gua ga dapet beasiswa.” Kata Rizan.
“Wahahaha, kasiannya diri luh Zan.” Perkataan Kiting sambil menertawakan Rizan.
“Wah, sialan lu ting, lu tau ga lambang Indonesia?” tanya Rizan
“tau gua, burung Garuda kan?”
“Lu mau leher lu gua bikin kaya burung garuda, Cuma bisa nengok ke kanan doang?”
“Yaelah, selow Zan. Hahaha.”
“Trus gimana nih saran yang tepat buat gua Ting?”
“Kalo luh di SMS begitu ama dia, berarti dia bener-bener ga punya rasa apa-apa sama luh Zan. Entar dulu, lu beneran sayang ama dia apa cuma sekedar suka doang?” Tanya Kiting.
“Mungkin kalo sayang mah kaga dah, gua cuma penasaran aja ama dia Ting.” Jawab Rizan.
“Kalo kaya gitu mah, lu ga usah terlalu ngejar dia Zan, luh cukup mengagumi dia aja.”
“Tapi beneran dah, gua penasaran banget ama dia ni ting.”
“yaudah, itu mah seterah lu aja, kalo saran gua mah mending lu cuma mengagumi dia aja Zan.” Saran dari Kiting.
Setelah mendengar kata-kata dari Kiting, Rizan pun mendapatkan hidayah yang tiba-tiba datang kepadanya. Dia berfikir bahwa semua itu tidak harus dipaksakan, bahwasanya untuk apa kita membelah air bah namun itu tidak dapat dilakukan.
Setelah Rizan sampai dirumah, dia bertemu dengan Ibunya yang baru saja sampai di rumah. Rizan pun berkata.
“Dari mana mah?” tanya Rizan.
“Dari PEC, kan setelah lulus masuk di Binus, Rizan harus les di sana biar bahasa Inggrisnya tambah lancar.” Jawab Ibu Rizan.
“yaelah, ngapain les di PEC kan udah les di PG, lagi pula kan juga di PG ada pelajaran bahasa inggrisnya.”
“Beneran Rizan ga mau les di PEC, kan guru privat yang kemarin dari PEC.”
“yang bener mah?”
“iya, beneran Zan.”
“Owh, oke dah kalo gitu mah, Rizan mau deh les di PEC.” Jawab Rizan.
Sejak hari itu kehidupan Rizan berubah drastis, yang awalnya dia selalu menghindari pelajaran bahasa inggris sekarang semangat untuk les bahasa inggris, dan yang tadinya dia menyukai Diana sekarang dia mencoba untuk menghilangkan rasanya kepada diana.
Saat pertama kali masuk les, Rizan yang berusia 16 tahun dan duduk di kelas 12 SMA sekelas dengan kelas 6 SD dan beberapa anak kelas 7 SMP merasa malu dan merasa skill bahasa inggrisnya sangat kacau. Setelah pulang les, Rizan bertanya kepada gurunya bahasa inggrisnya.
“Miss, ko saya sekelas dengan anak SD dan SMP, saya jadi ngerasa paling tua dan dewasa nih?” tanya Rizan.
“Itu kan gara-gara kamu ngambil hari les yang untuk anak SD dan SMP, kalau kamu mau yang cuma SMP dan SMA berarti kamu harus ganti hari Zan, lagian kan skill bahasa inggris kamu juga masih setara ama anak SD ko Zan, hehehe.” Jawab miss weyli.
“-___- yaudah dehh miss, saya pindah hari aja dan biar ga terlalu merasa tua miss.”
“Oke deh Zan, tapi kamu jangan sampai kaget ya, soalnya ada beberapa temen kamu yang lumayan jago loh bahasa inggrisnya.”
“Insya Allah saya bisa ngikutin kok miss, kan saya pinter miss.”
“Iya, kamu mah pinter nyonteknya. Hahaha”
“-___- Iya deh miss, saya mau pulang aja dehh.” Jawan Rizan.
Pada hari senin, Rizan yang bangun telat panik dan sempat befikir untuk tidak sekolah, namun karena Rizan teringat telor bebek yang harus dibawanya untuk menegerjakan tugas praktek biologi  maka Rizan mengurungkan niatnya untuk tidak masuk sekolah. Rizan pun bertanya kepada Ibunya.
“Mah, ada telor bebek ga?” Tanya Rizan.
“Ga ada telor bebek di rumah.” Jawab Ibu Rizan.
Rizan yang kaget dengan jawaban Ibunya karena tidak ada telor bebek, berkata dalam hati.
“Mampus gua! Gua mau nyari dimana ni telor bebek. Mana udah telat lagi. Kalo gua kaga bawa gua bisa di jadiin telor ama anak-anak ni.”
Dengan rasa panik yang sangat dahsyat, Rizan buru-buru memenuhi panggilan alam (BAB) dan segera mandi. Rizan mendapat SMS dari salah seorang teman 1 kelompoknya.
“Rizan, jangan lupa bawa telor bebek yaa.” SMS dari teman Rizan.
“Insya Allah yak, gua beloman beli nih telornya.” Jawab Rizan.
“Waduh, parah lu Zan. Pokoknya lu harus cari tu telor gimana pun caranya.”
“Yomann dah, -__-.” Jawab Rizan.
Rizan segera buru-buru datang ke sebuah pasar. Setelah melihat penjual telor Rizan langsung menghampirinya.
“Bang, ada telor bebek ga?” Tanya Rizan.
“Wahh, bebeknya belom betelor dek, nanti siang baru betelor bebeknya.” Jawab abang tukang telor.
“yaah, suruh betelor skarang aja bang.”
“Mana bisa dek, kan saya kaga bisa ngomong bahasa bebek.”
“Trus di mana lagi tempat beli telor bebek bang?”
“Tuh, di toko sebelah.” Jawab abang tukang telor.
Setelah tahu bahwa di toko sebelah ada jual telor bebek, Rizan langsung datang ke toko sebelah.
“Misi mba, ada telor bebek ga?” Tanya Rizan.
“Ada kok, bentar ya lagi mau di ambilin dari kandang.” Jawab mba tukang telor.
“yaudah, cepetan ambil mba.” Ujar Rizan.
Sambil menunggu mba tukang telor mengambil telor bebek, Rizan berkata dalam hati.
“Ada-ada aja nih, pengen beli telor aja harus melewati kejadian-kejadian aneh.”
Mba yang mengambil telor telah datang menghampiri Rizan yang gelisah karena takut terlambat datang ke sekolah.
“Dek, ini nih ada telornya.” Tanya mba tukang telor.
“Yaudah, berapa harganya mba?” tanya Rizan.
“Cuma 2000 per telor, mau berapa telor dek?”
“Hmm, 5 telor aja dah.”
“Yaudah, ini nih mba.”
Setelah mendapatkan telor yang diinginkan, Rizan buru-buru datang ke sekolah. Tanpa mengutamakan keselamatan, Rizan mengebut motornya hingga membuat cipratan air ke pinggir jalan dengan sangat deras. Namun setelah sampai di sekolah, Rizan kaget melihat keadaan sekolah yang masih sepi dan belum ramai.Rizan masuk ke kelas dan bertemu dengan Diana.
“Woy, anak-anak kok pada beloonan dateng ya?” Tanya Rizan.
“Beloman Zan.” Jawab Diana.
“Owhh....”
Beberapa saat kemuadian bel pun berbunyi dan anak-anak harus berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Pada saat sedang upacara.
“Eh, Rizan lu bawa alat untuk praktek biologi ga?” Tanya Adrian.
“Bawalah gua mah, tadi pagi gua dateng ke pasar udah kaya emak-emak cuma buat beli telor doang.” Jawab Rizan.
“Busyeeh, semangat betul lu Zan, kira-kira lu tau ga yang bawa daun pisang siapa ya?”
“Itu tuh, si Kiting bawa daun pisang kayanya.”
“Oke dah, siip Zan.” Jawab Adrian.
Adrian pun memanggil Kiting untuk meminta beberapa lembar daun pisang.
“Eh Kiting, lu bawa daun pisang kan?” Tanya Adrian.
“Iya, emang kenapa?” Jawab Kiting.
“Gua bagi ya dikit, masa lu tega si ngeliat gua dimarahin ama guru cuma gara-gara ga bawa daun pisang??”
“Itu sih urusan lu, bukan urusan gua.”
“Ah elah, Kiting kan ganteng.” Adrian mencoba merayu Kiting untuk mendapatkan beberapa helai daun pisang.
“Kalo ganteng tuh urusan gua, dan kalo lu dimarahin tuh urusan lu!” Jawab Kiting.
“Yaaahh, -___- Pelit banget lu Ting ama gua.”
“Bodo amat dah!”
“Bagi apa Ting..”
Tanpa menghiraukan Adrian, Kiting menengok ke arah Rizan dengan tampang tertawa dan gembira.
“Wahahahahaha...” Tertawa Kiting.
“Ngapa lu ketawa tiba-tiba, pasti lu alumni RS Grogol ya?” Tanya Rizan.
“Kaga, gua ngebayangin kalo Adrian dimarahin ama guru. Wakakakak.”
“Wahahaha, bener tuh, pasti seru dan bisa ngabisin waktu belajar cuma buat ngeliatin Adrian dimarahin.”
“Bener banget tuh!” Sambil mereka toss.
Setelah upacara, pelajaran yang mengharuskan siswa untuk membawa peralatan praktikum pun tiba saatnya. Guru yang ditakuti oleh Siswa pun datang dan masuk ke kelas.
“Baik, hari ini yang tidak membawa alat praktikum siapa?” Tanya Guru.
“Adriaaann buuu!!!!” Serentak teman-teman menjawab.
“Boong bu, Saya mah bawa alatnya buu.” Sambil berbohong Adrian berkata.
“Okeh, silahkan Adrian maju kedepan.” Ujar Guru.
“Iyaa, buu!” Jawab Adrian.
Setelah sampai di depan kelas, Adrian yang tidak membawa alat untuk praktek biologi panik dan kebingungan berkata kepada Guru itu.
“Hmm, Ibu guru yang baik, saya tadi bawa bu alatnya, tetapi ketinggalan di atas kulkas.” Sambil menunduk didepan guru.
“Owhh, berarti tadi kamu boongin Ibu ya?” Tanya Guru.
“Engga gitu juga bu, tadi saya bawa alatnya bu, tapi cuma sampai di atas kulkas doang saya membawanya, setelah itu saya tinggal bu.” Jawab Adrian.
“Yaudah!! sekarang kamu keluar dari kelas dan harus mencari daun pisang yang berwarna coklat! Kalo tidak ada berarti kamu ga usah ikut pelajaran Ibu lagi.” Ujar Guru.
“Yaahh buu, kan ga ada bu daun pisang yang berwarna coklat.”
“Harus ada! Sekarang kamu keluar, kalo kamu tidak keluar, Ibu nih yang keluar!”
“Yaudah, Ibu aja yang keluar deh. Hehehe”
“Kamu ini! Keluar sekarang dan cari daun pisang ama pohonnya jugaa!” Jawab Guru sambil teriak.
Akhirnya Adrian keluar dari kelas dengan tampang melas dan sangat kebingungan, karena dimana dia bisa mendapatkan daun pisang warna coklat sekalian dengan pohonnya juga.









Kapitel  4
You are my angel

Setelah pulang sekolah, Rizan langsung menuju tempat les PEC yang telah dia ganti harinya. Setelah sampai di tempat les, Rizan tetap merasa paling dewasa dan awalnya dia malas untuk les. Rizan menghampiri Miss Weyli yang saat itu sedang tidak melakukan apa-apa.
“Miss, ko anak-anaknya masih belum ada yang udah agak gedean sih?” Tanya Rizan.
“Itu udah gede ko Zan, kamu aja yang udah kegedean Zan.” Jawab miss Weyli.
“Hmm, kagak gitu juga miss, walaupun disini saya punya beberapa teman yang berasal dari komplek saya, tetapi saya tetap merasa canggung miss.”
“Yaudah, bukannya kalo kamu udah punya temen, kamu malah lebih enak belajarnya? Itu juga kan ada Bowo dan Eral dari komplek kamu.”
“Iya deh miss.. -__-.” Jawab Rizan.
Bowo dan Eral adalah teman-teman Rizan yang  les di PEC dan tinggal satu komplek dengannya.
Saat sedang ngobrol bersama miss Weyli, Rizan melihat seorang anak yang perempuan yang baru datang, dengan tampang cengo dan mengagumkan wajah anak perempuan itu, Rizan tanpa sadar berkata di depan miss Weyli.
“You are my angel.” Ujar Rizan.
“Hah? Kamu ngomong apaan Zan?” Tanya miss Weyli.
“Hehehe, kaga kok miss, saya ga bilang apa-apa. :D” Jawab Rizan.
Setelah mengobrol bersama miss Weyli, Rizan buru-buru masuk di kelas untuk melihat wajah cewek yang dilihatnya barusan. Dengan mulut sudah dipenuhi dengan air liur, Rizan menatap wajah cewek itu. Salah seorang teman Rizan memanggil cewek itu dengan kata PESEK!
“Pesek! Tumben lu masuk les?” Tanya Eral.
“Hahaha, gua mah banyak kegiatan rall.” Jawab cewek itu.
“Paling juga kegiatan lu ngeladenin cowok-cowok lu kan? Hahahaha.” Ujar Eral
“Hahaha, kaga gitu lah.” Jawab Cewek Pesek itu.
Karena mendengar perkataan Erall bahwa cewek itu suka ngeladenin cowok-cowoknya mulu, Rizan yang awalnya senang karena sangat mengagumi cewek itu tiba-tiba perasaannya bagaikan awan cerah yang tiba-tiba mendung lalu menurunkan hujan tangisan di hati Rizan.
“Woy Bowo, emang tu cewek playgirl ya?” Tanya Rizan.
“Owwh, dia mah kayanya si begitu. Orang dia kan kalo belajar kaya ga niat gitu sih.” Jawab Bowo.
“Iya apah? Maksudnya kaya gimana sih?”
“Yaa, begitu dah. Lu liatin aja entar pas lagi pada belajar.”
“Owh, oke dah.” Jawab Rizan.
Selama pelajaran les berlangsung, Rizan tidak sedetik pun mengalihkan pandangannya dari Cewek itu. Serambi mendengar detik-detik jam dinding, Rizan berkata dalam hati.
“Ya Allah, engkau begitu maha kuasa karena telah menurunkan seorang malaikat di dunia ini. Entah apa yang harus hamba katakan untuk berterima kasih kepadamu.”
Eral yang melihat Rizan selalu memandangi cewek pesek itu memanggil Rizan dengan nada yang sedikit mengejutkan Rizan.
“WOY Rizan!!! Pandangin aja terus tuh cewek. Hahaha.” Teriakan Eral.
“Apaan si lu! Dasar manusia kardus! Orang gua ga sengaja ngeliatin dia si.” Jawab Rizan.
“Busyeeh! Manusia kardus, emang lu kata emak gua berasal dari kardus apa?”
“Kalo menurut penelitian yang udah gua lakuin bersama para kardus-kardus dirumah gua mah begitu hasilnya Rall. Hahaha.”
“Sial, dasar anak karedok!”
“Wah Kurang ngajar, Dasar Kadal kering, monyet ngepet, sendal jepit, manusia onta, kardus bolong, muka gepeng, dinosaurus!” Ledekan Rizan untuk Eral.
“Hedeeh -___- , kalah dah gua kalo maen ledek-ledekan ama lu Zan.” Jawab Eral.
“Wahahaha, jangan coba-coba lu ngatain bocah sableng. :D” Ujar Bowo.
Saat Rizan, Bowo, dan Eral sedang main Ledek-ledekan, cewek pesek itu melihat Rizan dengan tatapan yang miring dan Rizan pun membalas tatap cewek pesek itu sambil bernyanyi lagu J-Rock “Kau Curi Lagi”.
“Kini kau datang dengan sejuta cinta yang kau beri, rasuki diriku.”
Setelah menyanyi lagu itu, Rizan menyanyikan lagu Rossa “Tegar”.
“Gapai semua jemariku rangkul aku dengan bahagiamu, ku ingin bersama berdua selamanya. Jika ku buka mata ini kuingin slalu ada dirimu, dalam kelemahan hati ini selalu aku tegar.”
Lagu dari Rossa ini selalu menemani Rizan bila mengingat cewek pesek itu.
Keesokan harinya Rizan masuk sekolah dan bertemu dengan Kiting, dia menceritakan semua tentang cewek pesek itu.
“Woy Ting, kemarin pas gua les, gua bertemu dengan seorang malaikat yang cakep banget dahh. Hahaha.” Perkataan Rizan dengan wajah yang ceria dan bahagia dunia.
“Emang siapa dia Zan?” Tanya Kiting.
“Hmm, siapa yaa? Gua ga tau namanya Zan.”
“Yaaah, masa lu suka sama orang yang lu kaga tau namanya..”
“Tapi beneran dah, gua langsung suka ama dia pada saat pandangan pertama nih. Hahaha”
“Yaudah, lu cari tau dulu namanya, kalo lu ga tau namanya, berarti lu bagaikan seekor kambing penyuka burung merpati yang terbang entah kemana dan akhirnya lu ga tau burung itu ada dimana.”
“Sialaan! Gua di ibaratkan kambing. Tapi bener juga sih, gua harus cari tau siapa nama cewek itu.”
“Emang beautiful apaan sih tuh cewek, ampe temen gua ini bisa suka dalam sekejap?”
“Hmm, dia tuh imut, baik, pinter bahasa inggris, tingginya semampai alias semeter gak sampai dan hidungnya 11 12 dengan sule. Hahaha”
“Busyeeh! Emang tinggi tuh cewek berapa centimeter Zan? Hahaha”
“Gua ga tau pasti dah, tapi dia tuh imut-imut banget dah. Gua suka sama dia.”
“Hmm, oke-oke dah, lu harus kasih laporan terupdate tentang dia hari minggu ya, nanti gua kerumah lu hari minggu.” Ujar Kiting.
“Oke-oke dah komandan kaga kesampean!” Jawab Rizan.
Tanggal 14 januari 2012, tepat hari sabtu. Rizan yang berangkat les dengan semangat bahkan sambil membawa beberapa tugas angket dan buku-buku bahasa inggris untuk belajar. Sesampainya di tempat les dia melihat dengan cewek pesek itu.
“Hmm, gimana caranya yak biar gua bisa tau tentang dia, kalo gua tanya ama anak-anak nanti gua bisa dicengin abis-abisan. Hedeeh...” Perkataam Rizan dalam hati.
Rizan langsung terfikirkan untuk curhat tentang Diana kepada miss Weyli agar dia tidak belajar bahasa inggris, Rizan pun menghampiri miss Weyli yang sedang berada diluar kelas.
“Miss Saya mau curhat dong??” Ujar Rizan.
“Emang kamu mau curhat apaan Zan?” Jawab miss Weyli.
“Jadi gini miss, Saya kan lagi suka sama seseorang, tetapi dia susah banget miss di dekettin soalnya dia emang cewek yang manteb dah miss, miss weyli juga kalo ketemu sama dia pasti terkagum-kaugum.” Curhat Rizan.
Sebelum miss weyli menjawab curhat Rizan, ternyata semua murid PEC yang sekelas dengan Rizan datang keluar kelas untuk mendengar apa yang diceritakan Rizan bersama miss Weyli. Tanpa menghiraukan semua itu, miss weyli menjawab curhatan Rizan.
“Emang kamu udah berapa lama sih nyoba dekettin dia?” Tanya miss Weyli.
“Hmm, Saya kaga tau miss, kaynya mah baru 1 atau 2 bulana gitu dah” Jawab Rizan
. “Owh, emang dia tipe cowoknya kamu udah tau belom?”
“Tau lah miss, tipe cowoknya mah perfekto banget dah, mulai dari alim sampai mempunyai massa depan.”
“Kamu yakin ga bisa jadi kaya cowok yang dia inginkan?”
“Yakin lah miss, kan saya mah anak yang alim dan mempunyai massa depan cerah, kelihatan kok dari wajah saya ini miss. Hahaha”
“Kamu mah, yaudah sekarang kamu ngerubah diri aja dulu sampai bisa jadi kaya yang dia impikan.”
“Oke dah miss.” Jawab Rizan.
Setelah curhat kepada miss Weyli agar Rizan tidak belajar bahasa inggris, Rizan kaget karena dompet kesayangannya di umpettin oleh teman-temannya, dan Rizan sempat curiga kepada beberapa temannya namun teman-teman Rizan itu tidak ada yang mengaku, setelah melihat cewek pesek itu tiba-tiba berlari, rasa curiga Rizan datang dengan cepat untuk cewek pesek itu. Perasaan Rizan saat itu adalah kesal karena dompetnya di umpettin, namun juga senang karena dia bisa mulai kenal dengan cewek pesek itu.
Rizan berlari mengejar cewek pesek itu dan mencoba merebut dompetnya, namun tanpa sengaja cewek pesek itu terjatuh di depan Rizan, Rizan bukannya merasa bersalah karena telah membuat cewek pesek itu terjatuh malah Rizan senang karena bisa memegang tangan cewek pesek itu dengan kedua tangannya.
“Ngapa lu jatoh?” Tanya Rizan.
“Hahaha, kaga kenapa-kenapa kok.” Jawab cewek itu.
“Owh, makanya hati-hati kalo lari-lari yak, hahaha.”
Setelah mendapatkan dompet kesayangannya, tiba-tiba datang Bowo dengan membawa hp cewek pesek itu dan menyuruh Rizan untuk menyimpan hp itu. Rizan yang bingung karena hp yang dia pegang itu hp siapa akhirnya dia pun bertanya kepada bowo.
“Wey, emang ni hp siapa yang lu ngepetin?” Tanya Rizan.
“itu tuh, hpnya si pesek Zan. Hahaha” Sambil tertawa dia mengatakannya.
“Owhhh, emang tuh cewek siapa namanya Bo?” Tanya Rizan
“Namanya Taya, dia murid paling pinter bahasa inggris di kelas kita Zan.”
“Owh, namanya Taya toh. Kok dia di panggil pesek?”
“Iya, liatin aja apa hidungnya kaga ada.”
“Coba mau gua liatin ah hidungnya. Hahaha” Jawab Rizan.
Rizan memperhatikan wajah cewek pesek itu dan berkata dalam hati.
“Emang bener sih dia pesek, tapi itu kalo diliat cuma sekilas aja. Tapi kalo di perhatiin dengan seksama dia tu bagaikan seorang malaikat yang nyasar kebumi.”
Sedang asik memperhatikan wajah Taya, Rizan tiba-tiba dikageting oleh Taya yang ingin meminta hpnya.
“Pasti lu kan yang ngumpetin hp gua!” Tanya Taya.
“Lah? Gua aja ga tau hp lu apaan.” Jawab Rizan dengan tampang polos.
“Masssa?? Coba sini gua periksa.”
“Niih priksa nih.” Sambil mengangkat kedua tangannya ke atas kepala.
“Hmmm :’(, gaa mau ahh, mana nih hp gua.”
“Gua mah ga tau, beneran dah.” Jawab Rizan.
  Setelah itu pelajaran bahasa inggris kembali berlanjut sampai jam less habis. Pada saat anak-anak sedang di parkiran untuk mengambil motor, Rizan akhirnya mengembalikan HP Taya. Beberapa saat kemudian Rizan terfikirkan sesuatu yang gokil, yaitu mengajak Taya jalan malam mingguan saat itu juga, namun karena Rizan punya otak dan dia dapat berfikir selayaknya manusia normal, dia mengajak semua anak-anak PEC agar Taya juga mau ikut.
“Wey, lu balik mau ngapain dah di rumah?” Tanya Rizan kepada semua anak-anak PEC.
“Kaga ngapa-ngapain sih, emang kenapa?” Tanya Bowo.
“Hmm, mendingan kita jalan-jalan aja dulu, lagian besokkan libur. Mau ga??”Tanya Rizan.
“yaudah, gua mau ikut, tapi gua ga boleh bawa motor jauh-jauh.” Ujar Taya.
“Sekarang lu naro motor aja dulu dirumah, nanti brangkatnya bareng gua.” Jawab Rizan yang senang karena akan boncengan dengan Taya.
“Yaudah, lu ikut gua aja naro motor.” Jawab Tyara.
“Oke dah.” Jawab Rizan.
Setelah sampai dirumah Taya yang berada di daerah Paku Jaya.
“Taya, kamu mau jalan sama siapa?” Tanya Ibu Taya.
“Hmm, ga tau mah.” Jawab Taya.
“Yaudah, kenalan aja dulu, masa mau jalan tapi ga tau siapa namanya.
Taya pun menghampiri Rizan untuk berkenalan.
“Ehh, siapa dah nama lu?” Tanya Taya.
“Busyeeh! Lu kaga kenal ama gua?” Tanya Rizan.
“Hehehe, kaga tau gua nama lu.”
“Nama gua Rizan, bilangin ama nyokap lu.” Jawab Rizan.
Sejak saat itu perasaan Rizan kepada Taya melebihi dari sekedar mengagumi, Rizan merasa bahwa Taya adalah satu-satunya orang yang dapat membuatnya merasa tenang dan tentram hidup didunia.
Setelah sampai di tempat tujuan, yaitu Living Word (LW).
“Eh, mau pada kemana nih?” Tanya Rizan.
“Lah? Kan elu yang ngajakin kemari, masa lu nanya kita.” Jawab Bowo.
“Yaudah, kita keatas LW aja dah.” Jawab Rizan.
Setelah sampai di taman atas LW, anak-anak pada ngeluh kelaperan, mungkin mereka belum pernah makan ditempat yang berkelas dan mewah jadi cacing di perut mereka langsung demo untuk meminta makanan.
Akhirnya Rizan sama Bowo yang membeli makanan, namun tidak hanya makanan yang dibeli oleh Rizan dan Bowo, tetapi ada sesuatu yang tidak dapat ditulis di novel ini karena itu adalah masa lalu Rizan yang suram.
“Lu kok cuma pada beli makanan doang? Kaga ada yang beli minuman?” Tanya Taya.
“Wah, gua ama Bowo lupa, tadi otak gua ketinggalan di motor jadi gua lupa beli minum.” Jawab Rizan.
“jiaaah. -___- pantesan ajah.”
“Udah, kan di deket sini ada air mancur, jadi minum aja dari air mancur itu.” Jawab Rizan.
Rizan yang sedang bersama dengan Bowo sangat menikmati pemandangan yang ada di atas LW. Sambil menikmati pemandangan, Rizan berkata kepada Bowo.
“Wey Bowo, liatin nih nanti gua mau minta no Hpnya Taya dengan cara yang kaga biasa. Hahaha” Ujar Rizan.
“Emang buat apaan lu minta no Hpnya?” Tanya Bowo.
“Iseng aja lah, kayanya gua suka nih ama Taya. Hahaha.”
“Owh, yaudah nanti gua liatin dah lu kalo mau minta no Hpnya Taya.”
“Siiip, liatin nih pas pulang.” Jawab Rizan.
Pada saat di jalan pulang, Rizan selalu di dorong-dorong oleh Bowo untuk secepatnya meminta no Hpnya Taya, bahkan mereka bercerita tentang bola untuk menjadi bahasa isyarat saat berada didepan Taya.
Setelah sampai dirumah Taya, Rizan langsung menggunakan jurusnya untuk meminta no Hpnya Taya, yaitu dengan cara mengeluarkan Hpnya dan menulis nama Taya di kontak Hpnya, namun ada sebuah hal yang tidak terduga oleh Rizan.
“Taya, ini nama lu bener ga?” Taya Rizan.
“Hmm, itu salah tulisannya, tulisan yang bener tuh TAYA, bukan TAA, masih kurang Y tuh.” Jawab Taya.
“Owhhh. Iya ni gua benerin.”
Dalam hati Rizan berkata.
“Waduhh, sialan! Kenapa harus ada insiden salah nama gini sih.”
Setelah di nama Taya di benarkan.
“Ini nih, udah benerkan tulisan namanya??” Tanya Rizan dengan tampang udah melas banget.
“Hmm, iya nih udah bener.” Jawab Taya.
“Yaudah, tolong tulisin no Hpnya dong di bawahnya.”
Sebelum Taya menuliskan No Hpnya, tiba-tiba Taya mendapatkan telepon dari seorang temannya, karena Taya mendapatkan telepon akhirnya Rizan pun harus menunggu lama untuk mendapatkan no Hp Taya. Setelah menunggu beberapa lama, Taya pun selesai telponan dengan temannya itu.
“Hmm, Taya isii dong no Hpnya.” Ujar Rizan dengan tampang sangat amat melasss.
“gua ga tau no hp gua, mending no hp lu aja yang gua miskol.” Jawab Taya dengan tampang polosnya.
“Oke dah, ni no Hp gua.”
Perasaan Rizan saat itu mulai dari senang, kesel, GALAU, dan kacau ada semua. Rizan berkata dalam hati.
“Sialan nih cewek, gua udah nunggu lama banget Cuma buat minta no Hpnya doang, ternyata dia ga apal no Hpnya sendiri. -___- hedeeh.”
Setelah itu, Rizan pun memutar balikkan motornya untuk pulang, tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya.
“Rizaan! Malam minggu depan kita nonton yaa, jangan cuma jalan-jalan kaya gini aja.”
“Oke dah, ngumpulin duit aja dulu.” Jawab Rizan dengan wajah yang sangat ceria.
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah Taya, wajah Rizan selalu dipenuhi dengan senyum dan ketawa-ketawa kecil.
“Baru kali ini gua di ajakin nonton ama cewek.huahahahah.” Perkataan Rizan dalam hati.
Keesokan harinya, Rizan masuk sekolah dan bertemu dengan psikolog cintanya yaitu Kiting.
“Woy Zan, gi mana laporan tentang Cewek pesek buat gua?” Tanya Kiting.
“Lu mau laporang tentang apa nih? Mau nama, alamat, atau no teleponnya? Hahaha.”Jawab Rizan
“SEMUANYAAAA!!!”
“Semuanya gua udah tau, namanya Taya, tinggal di Paku Jaya, dan no Hpnya nih.” Sambil menunjukkan Hpnya kepada Kiting.
“Hanjaiii. Kok lu bisa tau rumahnya dah?”
“Yaialah, secara kan gua pria tertampan se-Jabodetabek, masa Cuma mau cari alamat cewek doang ga bisa. Hahaha.”
“Preettt!! Seriusan gua Zan.”
“Malam minggu kmaren gua ngajakin dia jalan Ting.”
“Hah?? Lu berani bener ngajakin dia jalan.”
“Siapa sih yang ga mau jalan ama orang paling tampan se-Jabodetabek??”
“Busyeeh..” Jawab Kiting sambil terkagum sama Rizan.
“Tapi gua bukan berdua doang, tapi sama anak-anak PEC. Hehehe.”
“Yaaah, itu mah gampang Zan, gua juga bisa itu mah. Hahaha.”
“Yaudah lah, yang penting gua udah dapet data tentang dia kan. Hahaha”
“Manteb bener tuh Zan, Semangat Rizann !!” Semangat Kiting untuk Rizan.
Pada saat belajar, Guru bahasa inggris yang bernama bu Vera memberikan sebuah tugas, yaitu menganalisis sebuah cerita, film, atau sebuah novel.
“Waduh, dapet tugas kaya gini mah gua kaga bisa nih.” Ujar Rizan kepada Keplak.
“Yaah, apalagi gua Zan, gua mah mana ngarti kalo yang kaya gini mah. Hahaha.” Jawab Keplak.
“Gua tau Plak, gua punya temen PEC yang pinter banget bahasa inggris, kita minta ajarin ama dia aja yok.”
“Yaudah, manteb tuh Zan.”
“Tapi dia masih bocah kelas 3 SMP.”
“Yaudah, biarin ajalah, kita mah yang penting selesai dulu, dari pada kepala gua jadi mules gara-gara bahasa inggris nih.”
“Yaudah, nih gua SMS dah.”
Rizan pun SMS Taya untuk meminta tolong mengerjakan tugas bahasa inggrisnya.
“Taya, boleh minta tolong ga?” SMS Rizan.
“Boleh kok kaka.” Jawab Taya.
“Mau minta tolong, bantuin bahasa inggris gua yak.”
“Yaudah, boleh kok kaka sayaang.”
Rizan yang menerima SMS dari Taya serasa terbang menembus plafon dan genteng sekolahan, Rizan sangat senang karena ada kata “Sayang” di SMSnya itu.
“Hmm, kalo gitu entar malem di KFC Alam Sutera bisa ga?”Tanya Rizan.
“Yaudah deh, bisa kok. Kaka jemput gua yaa.”
“Oke dehh. ”Jawab Rizan.
Setelah Rizan telah pasti akan diajarin bahasa inggris oleh Taya, Keplak datang kepada Rizan untuk menumpang sekalian mengerjakan bahasa inggrisnya.
“Gi mana Zan? Bisa ga?” Tanya Keplak.
“Owh, dia bisa Plak.” Jawab Rizan.
“Yaudah, kapan dia bisanya??”
“Entar malem di KFC Alsut ya.”
“Owh, oke dah Zan.”
Tiba malam hari, saat itu Rizan mendapatkan SMS dari Taya.
“Ka, berangkat sekarang aja, gua kaga bisa kalo malem-malem.” SMS Taya.
“Iya nih, udah OTW ke rumah lu.” Jawab Rizan, padahal Rizan sedang menunggu Keplak yang sangat ngaret.
Akhirnya Keplak telah sampai di rumah Rizan, lalu Rizan pun dengan kecepatan cahaya datang ke rumah Taya.
“Ka, lu lama banget sih. Udah cepettan sana ijin dulu ama nyokap gua.” Ujar Taya.
“Waduh, gua takut sama nyokap lu, nanti gua di ajakin ngobrol pake bahasa inggris lagi.” Jawab Rizan dengan wajah sangat ketakutan.
“Udah, mau gua ajarin apa kaga nih?”
“Yaudah, ajarin gua.”
“Makanya cepettan minta ijin ama nyokap gua.”
“Iya-iyaaa.”
Rizan pun datang menghampiri Ibunya Taya dengan sisa-sisa keberaniannya karena takut di ajak ngobrol dengan bahasa inggris, ternyata di sana banyak terdapat Ibu-Ibu yang sedang ngerumpi.
“Yang mana nih nyokap lu?” Tanya Rizan.
“Yang itu tuh (sambil menunjuk ke salah satu Ibu-ibu itu)” Jawab Taya.
“Owh, yang emak-emak itu yah Ibu lu?”
“Emang semuanya emak-emak kaaaaa!!! -___-.”
“Owh, iya juga yaa. Hahaha” Jawab Rizan.
Setelah sampai di depan Ibu Taya.
“Mau kemana deek?” Tanya Ibu Taya.
“Cuma mau makan di KFC aja kok Tante.” Jawab Rizan.
“Owh, yaudah. Jangan pulang melem-melem yaah.”
“Siaapp Tante.” Jawab Rizan.
Setelah mendapat izin dari Ibu Taya, Rizan pun langsung berangkat ke KFC dengan kecepatan sekitar 25-30km/jam, agar di motor bisa lebih lama bersama-sama.
Setelah sampai di KFC.
“Wey, bapak Keplak ngapa diem aja nih? Hahaha.” Tanya Rizan untuk Keplak.
“Hah?” Jawab Keplak dengan tampang tablonya.
“Kak, sumpah gua deg-degan banget nih sekarang. Gua aja jalan ama lu doang udah deg-degan banget, apalagi ada temen lu kaa.” Bisikan Taya untuk Rizan.
“Hmm, yaelah selau aja ama gua dan temen gua mah Tay.” Jawab rizan.
“Hahah, iya deeh.”
Tiba-tiba Taya menunjukkan sebuah foto yang ada di Hpnya.
“Ka, liat deh nih foto.” Ujar Taya.
“Emang nih siapa?” Tanya Rizan.
“Ini tuh cowok gua, liatin dong dia naek apaan??”
“Dia naek motor ninja kan?”
Taya hanya menjawab dengan senyuman kecil di wajahnya, bagaikan dia sedang memarkan cowoknya di depan Rizan.
Rizan yang saat itu sedang senang bukan main, tiba-tiba menjadi sedih dan menyanyikan sebuah lagu Tipe-X “Saat menyebalkan”.
“Aku sekuat hatiku, mencoba bertahan mencoba melawan dan harus kau tahu yang ku ingin saat ini aku pergi. Aku sekuat hatiku tak boleh menangis tak boleh bersedih dan harus kau tahu, jika boleh jujur ingin ku pukul pacarmu.”
Lagu itu selalu di nyanyikan oleh Rizan jika teringat dengan kejadian itu.
Walaupun Rizan tetap terlihat tersenyum dan tertawa, namun sebernarnya dalam hati dia sedang menangis bersedih karena cewek yang di suka dan di sayanginya itu sedang memarkan foto pacarnya di depan Rizan.
Setelah mengantarkan Taya pulang kerumah, Rizan pun pulang kerumah dengan wajah sedih dan sangat kecewa, karena bukan kebahagiaan yang Rizan dapat, melainkan sebuah luka hati yang amat dalam.
“Ya Allah, mungkin saat ini dia bukan milikku, tetapi buatlah agar suatu saat nanti dia akan menjadi milikku.” Doa Rizan saat sampai di rumah.
Keesokan harinya, seperti biasa bawha Rizan selalu berkonsultasi dengan penasihat cintanya, yaitu si Kiting. Rizan menceritakan semua yang terjadi saat dia dan Keplak sedang bersama Taya.
“Ting, masa kemaren si Taya tiba-tiba ngeliatin foto cowoknya lagi naek ninja dah?” Ujar Rizan.
“Wahh, kalo gitu berarti dia mau ngasih tau kalo cowoknya tuh anak yang kece Zan.” Jawab Kiting.
“Kece dari mana? Orang cowoknya mah jelek bener, kalo di bandingin ama lu mah masih cakepan lu juga Ting.”
“Yaialah, kalo dibandingin ama gua mah pasti jauh gantengan gua lah Zan.”
“Yaa, gitu lah pokoknya Ting.”
“Kalo udah kaya gini mah, mending lu harus berfikir positif aja lah Zan. Jadi gini, lu harus beranggapan bahwa Taya tuh menunjukkan foto cowoknya di depan lu karena si Taya ingin lu tuh jadi lebih baik dan lebih lebih serta lebih Mantab dari cowoknya.” Nasehat Kiting untuk Rizan.
“Owh, gitu toh Ting. Gua harus membuat sesuatu yang tidak akan pernah dia tebak dan tidak pernah dia duga bahwa gua akan membuat itu untuknya. Tetapi apaan ya Ting?” Tanya Rizan.
“Itu mah gampang Zan, mending lu bikinin dia film aja. Jadi di film itu menceritakan tentang dia.”
“Ahh, ga mau gua kalo film, kalo film mah terlalu gampang buat gua Ting, gua mau tuh membuat sesuatu untuk dia dan sulit untuk gua lakuin.”
“Sekarang gua tanya, hal yang paling lu benci apaan Zan?
“Gua mah paling males yang namanya membaca Ting.”
“Yaudah, lu bikinin dia sebuah cerpen aja Zan.”
“Ga mau gua kalo cerpen, kalo cerpen mah bocah SD juga bisa bikin, gua mau bikinin dia sebuah NOVEL yang menceritakan semua tentang gua.”
“Wah, boleh juga tuh Zan. Entar pulang sekolah langsung lu bikin aja novelnya.”
“Ngapain pulang sekolah, sekarang langsung gua bikin nih. Hahaha”
“Yaudah, semangat dah Zan. Gua dukung lu 100%” Ujar Kiting.
Mulai saat itu Rizan mulai membuat Novel untuk Taya, di Novel tersebut tercantum semua tentang Rizan yang awalnya dia menyukai Diana dan berakhir untuk mencintai Taya.
Pada malam harinya Rizan sedang SMSan dengan Taya.
“Ka, lagi bete nih.” SMS Taya untu Rizan.
“Bete kenapa emang dek?” Jawab Rizan.
“Soalnya hari ini ga less dan ga ketemu kaka tersayang.”
Rizan yang mendapatkan SMS seperti itu langsung jungkir balik di atas kasur.
“Owh, kalo udah ketemu gua masih bete ga?”
“enggak sih.”
Rizan yang tau bahwa Taya tidak akan bete jika bertemu dengannya langsung berangkat ke rumah Taya walaupun saat itu sedang hujan yang cukup deras dan Rizan pun membwa permen kesukaan Taya, yaitu 2 buah lolipop.
“Dek, lagi dirumah ga?” SMS Rizan.
“Iya, kenapa kak?”
“Sekarang keluar rumah dah bentar.”
Taya tiba-tiba keluar dan berkata.
“Ka, lo gila yak? Apa lo sakit ka?” Tanya Taya.
“Enggak dua-duanya.” Jawab Rizan.
“Terus lu ngapain ke sini?”
“Nih, gua cuma mau ngasih ini biar lu ga bete lagi (sambil memberikan lolipop)” Jawab Rizan.
“Seriuss?” Jawab Taya sambil senyum-senyum sendiri.
“Seriusan lah, yaudah gua mau balik dulu. Udah malem nih.” Ujar Rizan.
“Owh, oke deh kaka, hati-hati ya, dan terima kasih lagi yahh.”Ujar Taya.
Kesokan harinya Rizan datang ke tempat les PEC, untuk belajar dan bertemu serta pulangnya bisa jalan bersama Taya. Setelah pulang les Rizan, Taya, dan Bowo jalan bersama-sama ke LW untuk menghilangkan rasa jenuh setelah belajar seharian.
“Kaa, teman gua mau ikutan datang kesini nih, boleh ga?” Tanya Taya untuk Rizan.
“Yaudah, suruh dateng aja.” Jawab Rizan dengan wajah yang kurang senang.
Rizan dan Bowo pun pura-pura untuk ke kamar mandi untuk membicarakan teman Taya yang mau datang.
“Wey Bow, lu kenal ga sama temennya Taya yang mau dateng?” Tanya Rizan.
“Kaga kenal gua, mending kalo temennya udah dateng, kita cabut aja Zan, gua kaga enak kalo ada temennya.” Jawab Bowo.
“Yaudah, lagian kan pasti temennya Taya itu bawa mobil, jadi Taya bisa pulang bareng mereka.”
“Iya, tuh betul bangget.”
“Tapi gua kaga enak ama Taya, masa gua yang ngajakin jalan tapi pulangnya kaga gua anterin.”
“Yaah, kan temennya udah dateng, jadi biarin aja lah Zan.”
“Owh, oke oke dah.”
Rizan dan Bowo pun kembali datang ke tempat Taya menunggu mereka.
“Tay, temen lu dateng ke sini naek apaan emang?” Tanya Rizan.
“Naek mobil masing-masing ka, mereka pake supir.” Jawab Taya.
“Busyeeh! Make mobil terus pake supir juga?”
“Iya kaa. Bentar lagi juga mereka dateng kok, rumah mereka juga deket kok dari sini.”
“Owh, yaudah lah.”
Beberapa saat kemudian teman-teman Taya pun datang, dan salah satu dari mereka datang untuk berkenalan dengan Rizan dan Bowo.
“Hey, Ka dan Bowo. Nih ada temen gua yang mau kenalan.” Ujar Taya.
“Owh, nama lu siapa?” Tanya Rizan.
“Nama gua Zara,” Jawab teman Taya.
“Owh, nama gua Rizan.”
“Nama gua Bowo.” Jawab Bowo.
Setelah mereka berkenalan, Zara dan Taya pun pergi meninggalkan Rizan dan Bowo. Sedangkan Rizan dan bowo pun mencari cara cepat agar dapat alasan untuk pulang duluan.
“Ooh, yaudah, kita pake alasan jadul atau mau alasan modern nih?” Tanya Rizan.
“Kita pake cara Jadul atau klasik gitu dah Zan, biar manteb.” Jawab Bowo.
“Ahh lu mah, mau balik aja masih harus milih alasan yang klasik atau modern. Bilang aja kalo kita mau maen futsal. Susah amat sih.”
“Yaudah, kita bilang sekarang yak.” Jawab Bowo.
Pada saat Rizan dan Bowo mau menghampiri Taya dan teman-temannya, ternyata Taya sudah berjalan menuju mereka, Taya langsung menyempil di antara Rizan dan Bowo dan berkata.
“Eh, Bowo itu tuh temen gua yang tadi mau kenalan lebih jauh ama lu.” Tanya Taya untuk Bowo.
“Ahh, ogah. Tuh kenalan ama Rizan aja dah, gua kan udah punya pacar.” Jawab Bowo.
“Busyeeh! Samena-mena EE lu. Gua mah ogah, kan gua sukanya ama yang ini niihh.” Jawab Rizan.
“O’iya yah, bener juga lu Zan. Hahahha.” Ujar Bowo.
Tanpa berkata apa-apa, Taya pun pergi meninggalkan mereka. Rizan dan Bowo segera datang menghampiri Taya dan teman-temannya untuk meminta izin pulang duluan.
“Eh, Taya gua ama Bowo mau pulang duluan yak, gua ama Bowo mau maen futsal soalnya.” Ujar Rizan.
“Owh, yaudah kaka. Jangan kapok yah ngajakin gua jalan. Hehehe.” Jawab Taya.
“Owh, itu mah pasti lah deek. Hahaha” Jawab Rizan.
Setelah itu Rizan dan Bowo pun pergi meninggalkan Taya dan teman-temannya. Rizan dan Bowo mempunyai rencana bahwa mereka tidak langsung pulang, mereka pun duduk-duduk manis di depan supermarket.
“Eh, Bowo dari pada langsung pulang mendingan kita nongkrong aja di sini.” Ujar Rizan.
“Yaudah, dari pada pulang trus cuci kaki dan tidur mendingan kita disini sambil berdoa agar datang sebuah keajaiban.” Jawab Bowo.
“Keajaiban apaan Bow?” Tanya Rizan dengan wajah kebingungan.
“Keajaiban agar gua bisa jadi orang paling ganteng di Jabodetabek. Hahaha” Jawab Rizan.
“Busyeeh, itu mah Mustahil! Lu harus ngelangkahin mayat gua dulu baru bisa jadi orang paling ganteng se-Jabodetabek.”
“Wahaha, yaudah lu mati aja dulu sekarang, nanti gua langkahin dah.”
“Seeeh, sial-an lu, sebelum gua mati, lu yang gua bikin jadi burung bango yang di kecap.”
“Busyeeh, wahahahha. Canda lah Zan.” Jawab Bowo.
Setelah mereka asik ngobrol bersama-sama, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Setelah Rizan sampai di rumah, Rizan pun menanyakan keadaan Taya dengan cara SMS dia.
“Lagi di mana dek?” SMS Rizan.
“Lagi makan nih di Je-Ko. Kaka udah makan?” Balasan SMS Taya.
Mendapatkan SMS seperti itu, Rizan langsung melompat-lompat di atas kasur sampai terjatuh dari kasur.
“Owh, kaka udah makan kok. Udah malem nih, jangan pulang malem-malem yak.” SMS Rizan.
“Iya kok, ini juga udah di jalan pulang,” Jawab Taya.
Beberapa saat kemuadian Rizan mau membalas SMS temannya yang menanyakan dirinya. Namun pada saat Rizan mau membalas SMS temannya itu, malah salah kirim dan terkirim ke Taya, namun tanpa di duga-duga Taya membalas SMS itu dengan sangat Mantab.
“Gua udah nyampe rumah nih, lu udah di mana?” SMS Rizan.
“Aku udah di rumah kok ka, kaka ga usah khawatir ” SMS balasan dari Taya.
Mendapatkan SMS seperti itu Rizan berasa ngefly fly, dan perasaannya terbang kelangit ke-7 dan bertemu dengan bidadari yang tinggal di angkasa.
“Owh, alhamdulillah dah kalo udah nyampe mah.” Jawab Rizan.
“Kaa, pulsa aku udah sekarat nih, mana aku ga ada duit lagi.”
“Oke dah, hahaha”.
Setelah tau bahwa Taya tidak mempunyai pulsa dan tidak mempunyai uang untuk membeli pulsa, Rizan langsung  membelikan pulsa untul Taya.
“Ka, lu beliin gua pulsa ya?” SMS Taya.
”Iya” Jawaban Rizan.
“Ya ampun kaka baek amat sih lo sma gue :D mkasih banget yak :* sayang benget deh sama kakaku :* makasih banyak kaka gatau harus balas kebaikan kaka dengan apa :D” SMS Taya.
“hahaha, cuma dengan selalu  sayang dan ngajarin gua bahasa inggris sampai bisa aja kok :D” Balasan SMS Rizan untuk Taya.
“Oke deh, aku sayang kaka. ” Jawab Taya.
Karena mendapat balasan SMS dari Taya seperti itu, Rizan langsung melompat di atas tempat tidur sampai kepalanya terbentur di plafon rumah dan dia terpental ke tembok sampai tidak sadarkan diri sesaat.
Keesokan harinya Rizan masuk sekolah dan langsung menemui Kiting.
“Weeyy Kitiiiing!! Lu tau ga kemaren gua SMSan apaan aja ama Taya?” Teriakan Rizan.
“Emang lu SMS apaan Zan?” Tanya Kiting.
“Nihh, lu baca sendiri SMSnya. Hahaha” Jawab Rizan.
Setelah membaca SMS Taya, Kiting langsung berteriak di tengah-tengah kelas.
“Weey kawan-kawan, dengerin nih yang mau gua bacaain!” Teriakan Kiting.
“Lu mau bacaain apaan Ting.” Tanya Codet.
“Nih makanya dengerin dulu.”
“Oke dah, cepetan bacain.” Ujar Jipau.
“Ya ampun kaka baek amat sih lo sma gue, mkasih banget yak, sayang benget deh sama kakaku, makasih banyak kaka gatau harus balas kebaikan kaka dengan apa. Itu tuh SMSnya Taya untuk Rizan!” Ujar Kiting.
“Waduh Ting, ngapa lu bacaain SMS gua?” Tanya Rizan.
“Hahaha, biar Diana tau kalo dia tuh bukan cewek yang selalu lu idolakan.” Jawab Rizan.
“Owh, oke dah Ting. Mantab banget tuh. Hahahaha.” Jawab Rizan.






Kapitel 5
Rasa sakit tak berlaku di hatiku

Sepulang dari sekolah, Rizan masuk les PEC untuk bertemu dengan Taya dan untuk benar-benar belajar bahasa inggris. Rizan pun rela membawa mobil ke tempat less karena hujan yang lumayan deras. Setelah sampai di tempat les.
“Ka, lu kan jago MTK, bantuin kerjain MTK gua yak.” Ujar Taya.
“Yaudah, tapi lu kerjain b.inggris gua yak.” Jawab Rizan.
“Oke dah. Ini mah langsung selesai ama gua mah ka. Hahaha”
“Yaudah, ini juga langsung selesai ama gua mah dek.”
Tiba-tiba seorang teman less Rizan yang bernama Makil datang dan berkata.
“Eh Taya, tuh ada cowok lu di luar.” Ujar Makil.
“Owh, ya ampun dia dateng yah??” Jawab Taya dengan wajah yang sangat ceria.
Setelah tau bahwa ada cowok Taya di depan kelas, Rizan mencoba menutupi rasa cemburunya dengan tetap mencoba untuk tersenyum seperti biasa, namun karena Rizan tidak kuat untuk menahan rasa sakit hatinya, akhirnya dia pergi bersama Bowo jalan-jalan.
“Lu kenapa Zan? Tampang lu jelek bener? Hahaha.” Tanya Bowo.
“Au nih, kesel banget gua ama tu orang.” Jawab Rizan dengan wajah sangat kesal.
“Owh, pasti gara-gara cowoknya Taya dateng kan?”
“Hmm, iya, rasanya tuh bagaikan gua datang ke sebuah kampung yang isinya preman semua, terus gua digebukin sama itu preman sekampung”.
“Wahahha, gila lu mah Zan. Tenang aja Zan nanti kita ajakin maen futsal aja biar lu bisa bales dia.” Saran Bowo.
“O’iya, bener juga tuh. Nanti kan gua bisa nunjukin di depan Taya kalo gua lebih manteb man bolanya dari pada cowoknya itu. Hahaha”
“Oke, yaudah sekarang kita balik aja lagi ke tempat les.”
“Oke dah.”
Rizan dan Bowo pun kembali lagi datang ke PEC. Setelah mereka sampai ke depan tempat les, Rizan melihat Taya masih bersama dengan cowoknya itu, Rizan berusaha menutupi kesakitan hatinya dengan cara tetap tersenyum kepada Taya.
Rizan yang sedang Galau gundah gulana, datang menghampiri miss Weyli untuk menceritakan tentang dirinya saat itu.
“Miss, saya lagi kesel banget nih.” Ujar Rizan.
“Miss tau, pasti kamu jeleous kan sama  Taya? Hahahaha.” Ujar miss Weyli.
“Iya miss, kok miss tau dah?”
“Kan miss punya indra ke-9, hahaha.”
“O’iya juga yah, terus gi mana nih miss.”
“Yaudah, nanti miss ceritain semuanya dah biar kamu tau yang sebenernya.”
“Beneran miss?”
“Iya beneran, tapi tunggu sampai Taya pulang dulu dan tungguin sampai miss ga sibuk dulu yaa.”
“Oke dah miss.”
Sambil menunggu miss Weyli agar tidak sibuk lagi, Rizan dengan Bowo mengobrol sambil melanjutkan novel yang akan di berikan untuk Taya.
“Wah, miss Weyli lama banget nih.” Ujar Rizan.
“Iya nih, lama banget.sampai laper nih perut gua.” Jawab Bowo.
“Lu mending perut lu yang laper, kalo gua mah perut gua pusing dan kepala gua mules nih.”
“Ahahahaha, bisa aja lu Zan.”
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Taya dan cowoknya itu pulang dan meninggalkan luka di hari Rizan.
“Miss, mereka udah pulang tuh.” Ujar Rizan.
“Yaudah, sekarang aja dah miss Weyli ceritainnya?”
“Yaudah, sekarang aja miss.”
Miss Weyli pun menceritakan semua tentang Taya kepada Rizan, dia menceritakan bahwa Taya kecewa kepada Rizan karena saat Taya menanyakan Rizan sedang suka sama siapa, ternyata Rizan menjawab sedang suka sama cewek lain.
“Terus baiknya saya gi mana nih miss?” Tanya Rizan.
“Yaudah, kamu tembak aja si Taya nya.” Saran miss Weyli.
“Waduh, saya kaga enak miss ama cowoknya Taya, saya mah kaga mau nyakitin perasaan orang lain.”
“Lagian juga Taya suka sama kamu kok Zan, dari pada si Taya tetep ama cowoknya yang jauh entu.”
“Iya, juga sih miss. Yaudah saya mau ngasih novel yang udah saya buat sama Taya hari minggu, nanti hari selasa (14 februari 2012) saya nembak dia dah.” Ujar Rizan.
“Nah, gitu dongg, hahahha.”
“Yaudah miss, saya laper nih mau makan nasi goreng dulu sama Bowo.”
“Miss juga ikutan yaa,”
“Yaudah, miss ikutan aja.” Jawab Rizan.
Setelah pulang dari tempat makan nasi goreng, Rizan mencoba SMS Taya. Rizan mencoba untuk memberitahu bahwa pada saat Taya sedang bersama cowoknya itu Rizan tidak terlalu senang.
“Ehemm,” SMS Rizan.
“Apa kakaku??” Jawab Taya.
“gapapa, Cuma tadi pas lu ama cowok lu gua ngerasa kaga enak aja Tay.” SMS Rizan.
“Emang kenapa ka?”
“Ga tau dah, udah lah ga usah di bahas lagi. Hehehe.”
“Ga boleh gitu ka, mendingan jujur aja, kan jujur itu lebih baik.” Jawab Taya.
“Yaudah, secara langsung aja deh gua bilanggnya ya Tay.”
“Kaka kok beda deh sekarang, sekarang manggil aku bukan dek lagi tapi Tay.” Tanya Taya.
“O’iya lupa gua dek. Hahaha.”
“Iya, gapapa.”
“Emang mau di panggil apa? Taya, adek, atau Pesek?” Tanya Rizan.
“Mau di panggil cantik aja deh. :D” Jawab Taya.
“Yaudah, tapi lu manggil gua ganteng yaa. :D” Jawab Rizan.
“Okee, Jadoooong. :D”
Setelah Rizan dan Taya saling memanggil Ganteng dan Cantik, Rizan langsung membuat pengumuman bahwa Rizan dan Taya sekarang bukan hanya sekedar kaka ade lagi, tetapi udah ganteng dan cantik. Rizan mengirimkan SMS ke semua teman-temannya.
“PENGUMUMAN! Sekarang gua sama Taya manggilnya bukan ade kaka lagi, tetapi sekarang panggilanya menjadi Ganteng dan Cantik. Wahahaha.” SMS Rizan untuk semua teman-temannya.
“Owh, mantab tuh Zan!! Lanjutkan lah.” Jawab Keplak.
“Asiik dah, ada perkembangan sedikit.” Jawab Mancung.
“Haanjaii, Lanjutkan Zan, itu mah udah lampu ijo yang silau banget buat lu Zan, udah jangan tunggu lama-lama lagi. Hahaha” Jawab Kiting.
Keesokan harinya, tepat hari sabtu tanggal 12-02-2012, Rizan berencana untuk menyelesaikan novelnya dan harus memberikannya kepada Taya. Dan pada tanggal 14-02-2012 Rizan aka berkata kepada Taya.
“Hmm, Taya sebenernya selama ini gua udah suka sama lu. Gua ga ada maksud buat bikin lu kecewa pada waktu lu nanya-nanya tentang gua suka sama siapa. Gua mau hubungan lu sama gua bukan cuma sekedar adek dan kakak aja, tapi gua mau lebih. Gua tau kalo lu pada saat ini udah mempunyai seseorang, tapi gua berharap semoga lu bisa menerima gua dan bisa perlahan-lahan melupakan pacar lu yang sekarang.”